Kamis, 19 Februari 2015

Barusan Chating Mantan (Mantan Gebetan)

Dimulai dari pembicaraan hanya sekedar iseng entah angin berkata atau apa mulailah pembicaraan serius yaitu tentang persoalan hati. Tiba-tiba dia menanyakan "mengapa kamu muncul dikehidupan aku lagi" ia pun sontak kaget membaca chat itu "awalnya hanya iseng udah gitu doang aku ga akan ngehubungin kamu lagi" ia pun menjawab dengan tenang. Ia balas lagi "nah kenapa kamu balas chat aku?" ucapnya "gpp" dia pun membalas chat kecil. Ia pun membalasnya "kenapa kamu masih ingat aku dan balas chat ini? "karena kamu pernah hadir dihidup aku" menurutnya "lalu, apa yang bikin kamu ingat sama aku?" "banyak, ngga bisa disebut satu-satu" oh apakah berharganya si ia pada dia? tetapi dia sudah ada yang punya, mana mungkin cinta bersemi kembali. "Kamu harus bisa melupakanku katanya udah moveon? "udah tapi masih membekas" ucap ia "oh ya lupakanku segera kalo gitu" "apa? segampang itukah kamu ngucapin lupain? sakit " "udah tau sakit, kenapa masih di simpan? "Gatau hati aku berkata lain" ucap ia. Entah mengapa dia mengatakan seperti itu dan ia pun mulai sadar. "Kapan aku bisa moveon? aku udah moveon kok disini banyak yang menghiburku dan masih banyak kenangan lainnya. Tapi satu yang kurang lengkap dihatiku yaitu seseorang yang kini mulai pergi dengan masa depannya" ucap ia lirih. Betapa sakitnya ia pernah merasakan yang namanya patah hati. Tiba-tiba dia ngechat "coba lihat youtobe kepada seorang yang baru patah hati, pasti termotivasi." ucap dia. Lalu, ia seraching diyoutobe dan ternyata ada ini kata-katanya " kamu pantas untuk dapat bahagia" ucap cuplikan suara raditya dika. "iya cukup termotivasi sedikit" ucapnya ia dalam hati. Masih ngechat satu sama lain sudah cukup rasanya ia menge-chat dia. Sudah cukup baginya ia pun mungkin melakukan hal yang sama jika dia milik ia, ia pun akan kesal kepadanya. Begitu pula dengan kekasihnya. Sudahlah iapun sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Allah yang telah mempertemukan mereka dahulu tetapi tak memilikinya. Allah sudah merencanakannya lebih baik kelak. Iapun tak menyasali apa yang sebenarnya sudah terjadi. Iapun merelakan dan mengikhlaskannya. Sekarang iapun bangkit dari masa lalunya dan mencari kebahagiaan bersama orang-orang terdekatnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar